Cross-Bedding adalah
fitur yang terjadi pada berbagai skala, dan teramati pada konglomerat
dan batupasir. Hal ini mencerminkan pengangkutan kerikil dan
pasir oleh arus yang mengalir di atas permukaan sedimen (misalnya
di saluran sungai). Pasir di saluran sungai atau lingkungan
pesisir ketika cross-bedding terbentuk, pasir diangkut seperti
pasir-gundukan seperti gelombang pasir, di mana sedimen bergerak naik terkikis sepanjang lereng upcurrent,
dan terendapkan kembali di lereng downcurrent. Setelah beberapa bedforms bermigrasi melewati
area, dan jika ada sedimen diendapkan daripada tererosi, akan
ada penumpukan cross-bedding lapisan batu pasir. Kecenderungan dari cross-bedding menunjukkan
arah transportasi dan aliran arus. Gaya dan ukuran cross-bedding dapat
digunakan untuk memperkirakan kecepatan arus,dan orientasi cross-bedding memungkinkan penentuan arah paleoflow. Cross-bedding juga
dapat diproduksi ketika angin bertiup di atas permukaan pasir dan
menciptakan bukit pasir.
Laminasi
adalah urutan skala kecil lapisan halus (lamina) yang terjadi pada batuan
sedimen. Laminasi biasanya lebih kecil dari bedding. Laminasi sering
dianggap sebagai setiap struktur planar yang berukuran lebih kecil dari 1 cm,
dan bedding sebagai setiap struktur planar lebih besar dari itu. Sebuah batuan
sedimen tunggal dapat memiliki baik lamina maupun bedding. Laminasi terdiri
dari perbedaan-perbedaan kecil dalam jenis sedimen yang terjadi sepanjang
batuan. Laminasi disebabkan oleh perubahan siklik dalam penyediaan
sedimen. Perubahan ini dapat terjadi pada ukuran butir, persentase tanah
liat, kandungan mikrofosil, kandungan bahan organik atau kandungan mineral dan
sering mengakibatkan perbedaan yang menonjol dalam warna antara lamina.
Laminasi dapat terjadi sebagai struktur paralel (paralel laminasi) atau di set berbeda yang membuat sudut satu sama lain (cross-laminasi). Hal ini dapat terjadi pada berbagai jenis batuan sedimen, dari batu pasir kasar untuk serpih halus, batulempung atau bahkan di evaporites.
Karena laminasi adalah struktur halus, laminasi mudah rusak karena bioturbation (aktivitas menggali organisme) segera setelah pengendapan. Laminasi berkembang pada sedimen berbutir halus ketika partikel berbutir halus menetap, yang hanya bisa terjadi dalam air yang tenang. Laminasi dalam batu pasir sering terbentuk dalam lingkungan pesisir, di mana energi gelombang menyebabkan pemisahan antara butir ukuran yang berbeda.
Laminasi dapat terjadi sebagai struktur paralel (paralel laminasi) atau di set berbeda yang membuat sudut satu sama lain (cross-laminasi). Hal ini dapat terjadi pada berbagai jenis batuan sedimen, dari batu pasir kasar untuk serpih halus, batulempung atau bahkan di evaporites.
Karena laminasi adalah struktur halus, laminasi mudah rusak karena bioturbation (aktivitas menggali organisme) segera setelah pengendapan. Laminasi berkembang pada sedimen berbutir halus ketika partikel berbutir halus menetap, yang hanya bisa terjadi dalam air yang tenang. Laminasi dalam batu pasir sering terbentuk dalam lingkungan pesisir, di mana energi gelombang menyebabkan pemisahan antara butir ukuran yang berbeda.
Perbedaan
antara high angle cross-bedding dan low angle cross-bedding terletak pada
proses pembentukan cross-bedding itu tersendiri. Pada high angle, arus yang
mempengaruhi pembentukannya lebih kuat dibandingkan dengan arus lemah yang
membentuk low angle cross-bedding. Antidunes yang bermigrasi kea rah hulu juga
mengakibatkan low angle cross-bedding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar