Rabu, 28 Maret 2012

Cross Bedding dan Cross Lamination


                Cross-Bedding adalah fitur yang terjadi pada berbagai skala, dan teramati pada konglomerat  dan  batupasir. Hal ini mencerminkan pengangkutan kerikil dan pasir oleh arus yang mengalir di atas permukaan sedimen (misalnya di saluran sungai). Pasir di saluran sungai atau lingkungan pesisir ketika cross-bedding terbentuk, pasir diangkut seperti pasir-gundukan seperti gelombang pasir, di mana sedimen bergerak naik terkikis sepanjang lereng upcurrent, dan terendapkan kembali di lereng downcurrent. Setelah beberapa bedforms bermigrasi melewati area, dan jika ada sedimen  diendapkan daripada tererosi, akan ada penumpukan cross-bedding lapisan batu pasir.  Kecenderungan dari cross-bedding menunjukkan arah transportasi dan aliran arus. Gaya dan ukuran cross-bedding dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan arus,dan orientasi cross-bedding memungkinkan penentuan arah paleoflow. Cross-bedding juga dapat diproduksi ketika angin bertiup di atas permukaan pasir dan menciptakan bukit pasir.  
                Laminasi adalah urutan skala kecil lapisan halus (lamina) yang terjadi pada batuan sedimen. Laminasi biasanya lebih kecil dari bedding. Laminasi sering dianggap sebagai setiap struktur planar yang berukuran lebih kecil dari 1 cm, dan bedding sebagai setiap struktur planar lebih besar dari itu. Sebuah batuan sedimen tunggal dapat memiliki baik lamina maupun bedding. Laminasi terdiri dari perbedaan-perbedaan kecil dalam jenis sedimen yang terjadi sepanjang batuan. Laminasi disebabkan oleh perubahan siklik dalam penyediaan sedimen.  Perubahan ini dapat terjadi pada ukuran butir, persentase tanah liat, kandungan mikrofosil, kandungan bahan organik atau kandungan mineral dan sering mengakibatkan perbedaan yang menonjol dalam warna antara lamina.
                Laminasi dapat terjadi sebagai struktur paralel (paralel laminasi) atau di set berbeda yang membuat sudut satu sama lain (cross-laminasi). Hal ini dapat terjadi pada berbagai jenis batuan sedimen, dari batu pasir kasar untuk serpih halus, batulempung atau bahkan di  evaporites.
                 Karena laminasi adalah struktur halus, laminasi mudah rusak karena bioturbation (aktivitas menggali organisme) segera setelah pengendapan. Laminasi berkembang pada sedimen berbutir halus ketika partikel berbutir halus menetap, yang hanya bisa terjadi dalam air yang tenang. Laminasi dalam batu pasir sering terbentuk dalam lingkungan pesisir, di mana energi gelombang menyebabkan pemisahan antara butir ukuran yang berbeda.
                Perbedaan antara high angle cross-bedding dan low angle cross-bedding terletak pada proses pembentukan cross-bedding itu tersendiri. Pada high angle, arus yang mempengaruhi pembentukannya lebih kuat dibandingkan dengan arus lemah yang membentuk low angle cross-bedding. Antidunes yang bermigrasi kea rah hulu juga mengakibatkan low angle cross-bedding. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar