2.1 Filum Brachiopoda
Brachiopoda
adalah Bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode Cambrian yang
masih hidup hingga sekarang yang merupakan komponen penting organisme benthos
pada zaman Paleozoikum.
Brachiopoda
berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang
berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan
tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang
yang tangannya berfungsi sebagai kaki.
Filum
ini merupakan salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat
sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000
fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang”
atau lamp shell.
Secara
umum brachiopoda merupakan salah satu fosil hewan yang sangat melimpah
keberadaannya pada sedimen yang berasal dari zaman paleozoikum. Salah satu
kelasnya, yaitu Inarticulata bahkan menjadi penciri penting (fosil index) zaman
Cambrian awal.
Karakteristik Brachiopoda :
·
Lophoporates coelomate, enterocoelic.
·
Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu
ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral (bilvalvia).
·
Biasanya melekat pada substrat
dengan pedicle.
·
Cangkang dilapisi oleh mantel yang
dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga mantel.
·
Lophophore
membentuk kumparan dengan atau tanpa didukung oleh skeletel internal.
·
Usus berbentuk U.
·
Mempunyai satu atau sepasang metanefridia.
·
Sistem peredaran darah terbuka.
·
Sebagian besar diocious, larve disebut lobate.
·
Ganate
berkembang dari jaringan gonad pada peritonium.
·
Hidup soliter sebagai organisme
bentik di laut.
Kehidupan Filum Brachiopoda :
·
Hidup di air laut: benthos sessil.
·
Ada yang hidup di air tawar, namun sangat
jarang.
·
Mampu hidup pada kedalaman hingga
5.600 meter secara benthos sessil.
·
Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis/hangat dengan kedalaman
maksimal 40 meter.
·
Hingga saat ini diketahui memiliki
sekitar 300 spesies dari Brachiopoda.
·
Brachiopoda modern memiliki ukuran
cangkang rata-rata dari 5mm hingga 8 cm.
·
Kehadiran rekaman kehidupannya
sangat terkait dengan proses bioconoese
dan thanathoconoese.
2.2 Klasifikasi Filum Brachiopoda
Klasifikasi Fillum Brachiopoda
dibagi menjadi 2 kelas yaitu klas Articulata/Phygocaulina dan klas Inarticulata/Gastrocaulina.
·
Kelas
Articulata/Phygocaulina (terdapat hinge/engsel)
Cangkang
atas dan bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput dan gigi. Kelas Articulata / Pygocaulina
memiliki masa hidup dari Zaman Cambrian hingga ada beberapa spesies yang dapat
bertahan hidup sampai sekarang seperti anggota dari ordo Rhynchonellida dan
ordo Terebratulida. Berikut adalah ciri-ciri dari kelas Articulata :
a. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat
oleh otot.
b. Cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan.
c. Tidak memiliki lubang anus.
d. Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.
e. Banyak berfungsi sebagai fosil index.
f.
Mulai muncul sejak Zaman Kapur
hingga saat ini.
Pembagian Ordo dalam Kelas
Articulata :
n
Ordo Orthida
(Cambrian-Permian)
n Ordo Strophomenida (Ordovician-Jurassic)
n Ordo Pentamerida (Cambrian-Devonian)
n Ordo Rhynchonellida (Ordovician-Recent)
n Ordo Spiriferida (Ordovician-Jurassic)
n
Ordo Terebratulida
(Devonian-Recent)
1. Ordo Orthida
Umumnya memiliki sepasang cangkang
sangat biconvex dan “straight hinge line”. Impunctate shell = tidak terdapat
indikasi perforasi sama sekali.
Terdapat 2 suborder:
a. Orthacea (impunctate): Orthis dan
Platystrophia (Ordovisium).
b. Dalmanellacea (punctate): Dalmanella (Ordovisium ~ Devonian).
2. Ordo
Strophomenida
Seperti
Orthida yang diperkirakan merupakan nenek moyang (ancestor)-nya, Ordo
Strophomenida ini cangkangnya umumnya juga memiliki straight hinge line.
Ciri
lain dari Ordo Strophomenida ini adalah cangkangnya pseudopunctate (cangkangnya
tidak perforate/pori tetapi terdapat bentuk-bentuk kanal yang disebut
taleolae), dan umumnya salah satu cangkangnya cekung (brachial valve) dan
cangkang lainnya cembung dengan radial ribs. Kisarannya dari Ordovisium ~ Jura.
3. Ordo: Pentamerida
Ordo Pentamerida ini juga merupakan
turunan langsung dari Ordo Orthida dimana cangkangnya juga bersifat impunctate.
Umumnya berukuran besar dan sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek
dan delthyrium yang terbuka. Kisaran umurnya adalah Ordovisium ~ Perm.
4. Ordo: Rhynchonellida
Genus ini memiliki cangkang impunctate
(tidak memiliki perforasi) dan fibrous, spherical dan hinge line yang
pendek. Umumnya dilengkapi dengan sulcus (lubang pembuangan) dan lipatan
yang berbentuk paruh yang menonjol pada pedicle valve (rostrate).
Diperkirakan merupakan turunan dari Pentamerida sebagai nenek moyangnya
(ancestor).
Pertamakali muncul pada Ordovisium Tengah dan mencapai puncak
penyebarannya pada Mesozoikum.
5. Ordo: Spiriferida
Ordo Spiriferida ini adalah kelompok
fosil Brachiopoda yang terbesar dan penting, dimana sebagian besar cangkangnya
bersifat impunctate dan sebagian
kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang
terlipat (folded shell) dan bersifat “strongly biconvex”. Biasanya terdapat
“interarea” yang mudah teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak terdapat
pada brachial valve. Penyebaran vertical
ordo ini adalah Ordovisium Tengah ~
Permian Atas, ada beberapa yang berhasil survive sampai Lias.
6. Ordo: Terebratulida
Secara
umum cangkangnya bersifat punctate (terdapat kanal-kanal kecil yang menerus
sampai permukaan cangkang), permukaan cangkang relatif licin (smooth), hinge
line relatif pendek, foramen (lubang) berbentuk bundar pada bagian paruh. Diasumsikan
merupakan turunan dari Kelompok Dalmanellacea (Ordo Orthida). Pemunculan
pertama-nya diketahui sejak Silur Atas
dan mencapai puncak perkembangannya pada Zaman Kapur.
·
Kelas
Inarticulata/Gastrocaulina (tanpa hinge/engsel)
Cangkang
atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan
gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat. Berikut ini adalah ciri-ciri
dari kelas Inarticulata:
a. Tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis
pertautan (hinge line).
b. Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot,
sehingga setelah mati cangkang akan terpisah.
c. Cangkang umumnya berbentuk membulat atau seperti lidah,
tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan.
d. Mulai muncul sejak Zaman Cambrian awal hingga sekarang.
Pembagian Ordo dalam Kelas
Inarticulata :
n Ordo Lingulida
n Ordo Acrotretida
1.
Ordo
Lingulida: katu kecil memanjang.
- Genus Lingula terdapat
hampir di seluruh dunia dan mulai ada sejak Ordovisium.
2.
Ordo
Acrotretida (Inarticulata)
Pedicle valve umumnya “conicle”,
“circular” relief tinggi sampai datar, brachial valve datar (flat). Contoh :
2.3 Rekaman Filum Brachiopoda dalam Skala Waktu Geologi
Filum Brachiopoda (Cambrian-Recent)
·
Kelas Inarticulata (Cambrian-Recent)
Ciri-ciri:
Tidak mempunyai gigi pertautan
(hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line) pertautan kedua cangkangnya
dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati cangkang langsung terpisah.
Cangkangnya umumnya berbentuk membulat atau seperti lidah, tersusun oleh senyawa
fosfat atau khitinan. Hewan ini muncul sejak zaman Cambrian awal hingga masa
kini.
Contohnya : Khitinan.
·
Kelas Articulata (Cambrian-Recent).
Ciri-ciri:
- Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket.
- Cangkang umumnya tersusun oleh material karbonatan.
- Tidak mempunyai lubang anus.
- Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar.
- Banyak yang berfungsi sebagai fosil index.
- Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga masa kini.
Ordo Brachiopoda Articulata
- Order Orthida (Cambrian-Permian)
- Order Strophomenida (Ordocivian-Jurassic)
- Order Pentamerida (Cambrian-Devonian)
- Order Rhynchonellida (Ordovician-Recent)
- Order Spiriferida (Ordovician-Jurassic)
- Order Terebratulida (Devonian-Recent)
Pada
akhir Zaman Permian, terjadi kepunahan masal yang melibatkan hampir semua
golongan Brachiopoda. Hanya sedikit takson yang selama, seperti golongan
Trebratulid dan Lingula, dan masih terdapat hingga masa kini (Holosen).
Brachiopoda masa kini selalu ditemukan dalam keadaan tertambat dengan
menggunakan pedikelnya, baik pada batuan keras maupun cangkang binatang yang
telah mati.
Tabel 1.1 Perbedaan Kelas
Articulata dan Inarticulata
Klasifikasi
|
Inarticulata
|
Articulata
|
||||
Calciata
Approach
|
Lingulata
|
Calciata
|
||||
Three-part
Approach
|
Linguliformea
|
Craniformea
|
Rhynchonelliformea
|
|||
Ordo
|
Lingulida
|
Discinida
|
Craniida
|
Terebratulida
|
Rhynconellida
|
|
Engsel
|
Tidak
memiliki gigi
|
Gigi
dan soket
|
||||
Anus
|
Bagian
depan tubuh, pada usus berbentuk U
|
Tidak
ada
|
||||
Pedicle
|
Berisi
Coelom dengan otot keluar
|
Tidak
ada
|
Tidak
memiliki coelom, otot menyambung dengan badan
|
|||
Panjang,
di dalam liang
|
Pendek,
melekat pada permukaan
|
Tidak
ada, menyambung pada permukaan
|
Pendek,
melekat pada permukaan keras
|
|||
Periostracum
|
Kitin
|
Protein
|
||||
Lapisan
Primer Cangkang
|
Kalsit
|
|||||
Lapisan
Cangkang Dalam
|
Kolagen
dan protein lainnya kitin dan apatit
|
Kalsit
|
Protein
dan Kalsit
|
|||
Chaetae
sekitar daerah bukaan cangkang
|
Ya
|
Tidak
ada
|
Ya
|
|||
Coelom
terbagi
|
Ya
|
Tidak
ada
|
Ya
|
|||
2.4 Fosil Brachiopoda dan kegunaan dalam Geologi
Kegunaan
fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil index (index fossil)
untuk strata pada suatu wilayah yang luas. Brachiopoda dari kelas Inarticulata;
genus Lingula merupakan penciri dari jenis brachiopoda yang paling tua, yaitu Lower
Cambrian. Jenis ini ditemukan pada batuan Lower Cambrian dengan kisaran umur
550 juta tahun yang lalu.
Secara
garis besar, jenis filum Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada
Masa Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur
batuan sebagai index fossil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar