Batuan induk dari nikel laterit adalah Peridotit. Peridotit terbentuk di
lingkungan lempeng samudera yang akan kaya mineral berat besi, nikel, kromit,
magnesium dan mangan. Keberadaannya di permukaan disebabkan oleh lempeng benua
Pasifik yang terangkat ke daratan oleh proses obduksi dengan lempeng benua
Eurasia, yang kemudian “disebarkan” oleh sesar Sorong (Katili, 1980) sebagai
pulau-pulau kecil di berada di kepulauan Maluku. Pelapukan akan menguraikan
batuan ultrabasa tersebut menjadi mineral terlarut dan tak terlarut. Air tanah
melarutkan karbonat, kobalt dan magnesium, serta membawa mineral besi, nikel,
kobalt, silikat dan magnesium silikat dalam bentuk koloid yang mengendap.
Endapan kaya nikel dan magnesium oksida disebut krisopas, dan cebakan nikel ini
disebut saprolit. Proses pelapukan peridotit akan menghasilkan saprolit, batuan
yang kaya nikel. Pelapukan ini terjadi di sebagian kepulauan Maluku, antara
lain di pulau Gag, Buton dan Gebe (Sudrajat, 1999).
Endapan nikel laterit
merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat.
Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis.
Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang
intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki endapan
nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan
oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah,
stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan didapatkan
tiga tipe laterit yaitu oksida, lempung silikat, dan hidrosilikat.
Penelitian ini lebih
ditekankan pada mineralogi endapan nikel laterit, karakteristik dan tipe
endapan nikel laterit di Pulau Pakal, dan hubungan spasi pemboran dari bentuk
profil laterit. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah
pengambilan sampel di lapangan, deskripsi dan preparasi sampel di laboratorium,
analisis mineralogi dengan XRD dan sayatan tipis, serta pembuatan profil
laterit.
Berdasarkan perbandingan
hasil deskripsi sampel di lapangan secara megaskopis dan di laboratorium dengan
bantuan mikroskop binokuler diperoleh perbedaan penentuan horizon yang tidak
terlalu signifikan (relative identik). Berdasarkan rekapitulasi analisis XRD
didapatkan 15 kelompok mineral yang didominasi oleh kelompok mineral serpentin
sehingga nikel laterit di daerah studi diperkirakan tipe endapan laterit
hidrosilikat.
Jika diurutkan
berdasarkan masing-masing horizon endapan laterit maka pada bagian top soil
didominasi oleh mineral-mineral silika, pada zona Limonit didominasi oleh
kelompok mineral hidroksida, pada zona saprolit atas didominasi oleh kelompok
mineral serpentin dan hidroksida, serta pada zona Saprolit bawah didominasi
oleh kelompok mineral serpentin dan mika.
Berdasarkan analisis
petrografi pada sayatan tipis diketahui bahwa mineralogi penyusun bedrock
adalah olivin dan ortopiroksen serta mineral-mineral hasil ubahan berupa
serpentin sehingga dapat dapat diklasifikasikan sebagai batuan hazburgit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar